Oleh: psikologi2009 | April 18, 2012
PSIKOLOGI: Jangan Mengaku Pintar Kalau Anda Belum Membuat Artikel di Facebook
KRITERIA pandai itu banyak. Mulai dari IPK (Indek Prestasi Kumulatif), prestasi kerja, prestasi berkarya dan lain-lainnya. Namun secara umum, orang pintar adalah orang yang menguasai bidangnya, baik secara teori maupun praktek. Namun lebih pintar lagi kalau seseorang bisa memecahkan masalah secara optimal.
.
Karya tulis sebagai manifestasi kepintaran
Ternyata nilai IPK yang tinggi belum cukup mencerminkan kepintaran seseorang. Kepintaran yang ada di dalam otak manusia masih harus diterjemahkan dalam bentuk tulisan maupun perbuatan. Dalam bentuk tulisan bisa berupa makalah, skripsi, thesis disertasi ataupun berupa artikel.
Karya tulis sebagai manifestasi kepintaran
Ternyata nilai IPK yang tinggi belum cukup mencerminkan kepintaran seseorang. Kepintaran yang ada di dalam otak manusia masih harus diterjemahkan dalam bentuk tulisan maupun perbuatan. Dalam bentuk tulisan bisa berupa makalah, skripsi, thesis disertasi ataupun berupa artikel.
.
Artikel
Di dalam sebuah artikel bisa dibaca alur pemikiran si penulis.Bisa dinilai kualitas penalarannya. Bisa dilihat analisanya. Bisa juga diresapi maknanya.Serta bisa dilihat sitimatika uraiannya. Hal tersebut mencerminkan kualitas otak sang penulis.
Artikel
Di dalam sebuah artikel bisa dibaca alur pemikiran si penulis.Bisa dinilai kualitas penalarannya. Bisa dilihat analisanya. Bisa juga diresapi maknanya.Serta bisa dilihat sitimatika uraiannya. Hal tersebut mencerminkan kualitas otak sang penulis.
.
Gelar sarjana bukan jaminan kepintaran seseorang
Dari sudut psikologi, gelar sarjana, belum mencerminkan kepintaran seseorang. Gelar sarjana sebenarnya merupakan tanda kelulusan seseorang dari sebuah jenjang pendidikan untuk sebuah cabang ilmu pengetahuan tertentu. Jadi, sifatnya masih pintar secara teoritis dan belum merupakan pintar dalam kenyataan.
Gelar sarjana bukan jaminan kepintaran seseorang
Dari sudut psikologi, gelar sarjana, belum mencerminkan kepintaran seseorang. Gelar sarjana sebenarnya merupakan tanda kelulusan seseorang dari sebuah jenjang pendidikan untuk sebuah cabang ilmu pengetahuan tertentu. Jadi, sifatnya masih pintar secara teoritis dan belum merupakan pintar dalam kenyataan.
.
Psikologi merasa pintar
Banyak orang merasa pintar tetapi sebenarnya tidak pintar. Biasanya tahu sedikit tetapi merasa tahu banyak. Dalam psikologi hal demikian termasuk kategori “snob” atau “sok”.
Psikologi merasa pintar
Banyak orang merasa pintar tetapi sebenarnya tidak pintar. Biasanya tahu sedikit tetapi merasa tahu banyak. Dalam psikologi hal demikian termasuk kategori “snob” atau “sok”.
.
Hanya bisa mencela
Orang yang merasa pintar, biasanya hanya bisa mencela atau menyalahkan pendapat, teori, karya atau artikel orang lain, tetapi dia sendiri tidak pernah berkarya maupun membuat artikel. Orang yang berkepribadian snob ini cukup banyak kita temukan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Hanya bisa mencela
Orang yang merasa pintar, biasanya hanya bisa mencela atau menyalahkan pendapat, teori, karya atau artikel orang lain, tetapi dia sendiri tidak pernah berkarya maupun membuat artikel. Orang yang berkepribadian snob ini cukup banyak kita temukan di dalam kehidupan bermasyarakat.
.
Snob
Snob adalah sikap sok. Sok kaya, sok wibawa, sok cantik, sok mengerti, sok pintar dan sok-sok lainnya. Sikap sok biasanya tidak sesuai dengan fakta dan realita. Misalnya, sok kaya tetapi tidak kaya,sok wibawa tetapi tidak wibawa,sok cantik tetapi tidak cantik dan seterusnya.
Snob
Snob adalah sikap sok. Sok kaya, sok wibawa, sok cantik, sok mengerti, sok pintar dan sok-sok lainnya. Sikap sok biasanya tidak sesuai dengan fakta dan realita. Misalnya, sok kaya tetapi tidak kaya,sok wibawa tetapi tidak wibawa,sok cantik tetapi tidak cantik dan seterusnya.
.
Snob secara khusus
Yaitu sikap sok tahu dalam bidang yang sebetulnya tidak dia pahami. Misalnya, sok tahu ilmu logika, padahal dia cuma membaca buku “Pengantar Ilmu Logika”. Sok tahu psikologi, padahal tahunya hanya sedikit dan tidak mendalam. Sok tahu politik, padahal ketika datang ke bilik suara di TPS, sebetulnya salah memilih, dan lain-lain.
Snob secara khusus
Yaitu sikap sok tahu dalam bidang yang sebetulnya tidak dia pahami. Misalnya, sok tahu ilmu logika, padahal dia cuma membaca buku “Pengantar Ilmu Logika”. Sok tahu psikologi, padahal tahunya hanya sedikit dan tidak mendalam. Sok tahu politik, padahal ketika datang ke bilik suara di TPS, sebetulnya salah memilih, dan lain-lain.
.
Snob karena apriori
Sikap snob atau sok juga bisa karena apriori (salah tafsir, tidak mengerti tetapi tidak mau bertanya,salah persepsi,salah sudut pandang dan kesalahan berlogika).
Snob karena apriori
Sikap snob atau sok juga bisa karena apriori (salah tafsir, tidak mengerti tetapi tidak mau bertanya,salah persepsi,salah sudut pandang dan kesalahan berlogika).
.
Artikel sebagai manifestasi kepintaran
Maka jelaslah, orang yang pintar mampu memanifestasikan kepintarannya dalam bentuk artikel. Bisa juga dalam bentuk buku. Sebuah artikel tidaklah harus ilmiah 100%. Bisa semi ilmiah atau artikel popular yang menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami orang lain. Sebuah artikel juga tidak harus didukung referensi seperti halnya membuat skripsi,thesis ataupun disertasi. Sebuah artikel bisa saja merupakan pendapat pribadi sejauh didukung oleh penalaran-penalaran yang tidak hanya logis tetapi juga benar. Sebuah artikel bisa saja merupakan sebuah thesa, opini atau apa saja.
Artikel sebagai manifestasi kepintaran
Maka jelaslah, orang yang pintar mampu memanifestasikan kepintarannya dalam bentuk artikel. Bisa juga dalam bentuk buku. Sebuah artikel tidaklah harus ilmiah 100%. Bisa semi ilmiah atau artikel popular yang menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami orang lain. Sebuah artikel juga tidak harus didukung referensi seperti halnya membuat skripsi,thesis ataupun disertasi. Sebuah artikel bisa saja merupakan pendapat pribadi sejauh didukung oleh penalaran-penalaran yang tidak hanya logis tetapi juga benar. Sebuah artikel bisa saja merupakan sebuah thesa, opini atau apa saja.
.
Cara berbeda pendapat
Di Negara yang maju, berbeda pendapat harus pada sarana yang sama atau pada media yang sama. Contoh:. Kalau ingin membantah sebuah surat pembaca, harus membuat surat pembaca juga.Kalau ingin mengoreksi sebuah teori, maka harus menggunakan teoi juga (seperti teori Galileo Galilei yang dikoreksi Copernicus). Juga, kalau ingin menunjukkan kesalahan sebuah artikel, juga dalam bentuk artikel juga. Itulah cara berbeda pendapat secara ilmiah dan atau seimbang serta adil.
Cara berbeda pendapat
Di Negara yang maju, berbeda pendapat harus pada sarana yang sama atau pada media yang sama. Contoh:. Kalau ingin membantah sebuah surat pembaca, harus membuat surat pembaca juga.Kalau ingin mengoreksi sebuah teori, maka harus menggunakan teoi juga (seperti teori Galileo Galilei yang dikoreksi Copernicus). Juga, kalau ingin menunjukkan kesalahan sebuah artikel, juga dalam bentuk artikel juga. Itulah cara berbeda pendapat secara ilmiah dan atau seimbang serta adil.
.
Saran
Jadi, sebaiknya kita jangan terburu-buru menyalahkan artikel orang lain sebelum kita mampu membuat artikel. Sebab, bisa jadi orang yang kita salahkan ternyata lebih pintar dari kita. Oleh karena tu, tidak salah kalau orang yang tidak pintar bisanya cuma menyalahkan, cuma mencela tetapi tidak punya karya apa-apa,tidak punya prestasi apa-apa bahkan tidak mampu membuat sebuah artikelpun.
Saran
Jadi, sebaiknya kita jangan terburu-buru menyalahkan artikel orang lain sebelum kita mampu membuat artikel. Sebab, bisa jadi orang yang kita salahkan ternyata lebih pintar dari kita. Oleh karena tu, tidak salah kalau orang yang tidak pintar bisanya cuma menyalahkan, cuma mencela tetapi tidak punya karya apa-apa,tidak punya prestasi apa-apa bahkan tidak mampu membuat sebuah artikelpun.
Hariyanto Imadha
Pengamat Perilaku
Sejak 1973
Pengamat Perilaku
Sejak 1973
Oleh: psikologi2009 | April 16, 2012
PSIKOLOGI: Bunyi Klakson Kendaraan Anda Menggambarkan Kepribadian Anda
Oleh: psikologi2009 | April 13, 2012
PSIKOLOGI: Geng Motor Sebuah Tinjauan
PADA masa remaja, adalah masa di mana remaja mulai mencari identitas dirinya. Ingin mencari “siapakah aku”. Manifestasinya tentu bermacam-macam. Ada yang positif dan ada yang negatif tergantung kualitas pertimbangan rasionalitas dan dorongan emosionalitas masing-masing.
Ketidakpastian
Dalam mencari identitas diri, seringkali remaja mengalami ketidakpastian dan kebelumtahuannya untuk menjadi pribadi yang bagaimana. Bahkan boleh dikatakan mengalami ketidakpastian jati diri atau kepribadian.
Pengaruh lingkungan
Dalam situasi yang penuh ketidakpastian tulah, remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungannya, terutama lingkungan pergaulan sehari-hari. Dan secara kebetulan lingkungan persahabatannya adalah dari golongan yang se-tipe.
Mengarah ke perilaku negatif
Pilihan-pilhannya lebih banyak bertumpu pada emosionalitas daripada rasionalitas. Oleh karena itu mudah terjebak pada hal-hal yang negatif.
Rasa ingin tahu dan mencoba
Rasa ingin tahu dan ingin mencoba, menyebabkan remaja mudah mencoba hal-hal yang negatif. Mulai dari seks bebas, narkoba dan semacamnya.
MPOL yang salah arah
Sebagai remaja, merekapun disadari atau tidak selalu berperilaku MPOL (mencari perhatian orang lain). Misalnya, berpakaian aneh atau berpenampilan yang dianggapnya unik atau mengikuti mode yang hanya cocok untuk dirinya.
Heroik yang salah kaprah
Sesuai dengan darah mudanya, maka penyalurannya terkadang hal-hal yang dianggapnya berani dan menantang. Antara lain kebut-kebutan, tawuran dan semacamnya. Bahkan, karena ingin dianggap heroik, mereka akan melakukan apa saja, terlepas benar atau tidak benar.
Rasa bangga yang tidak pada tempatnya
Mereka yang tlah berbuat brutal dan anarki merasa senang an bangga. Apalagi kalau menjadi buah pembicaraan banyak oang. Tentu, sebuah rasa bangga yang tidak pada tempatnya.
Soldaritas kelompok yang keblinger
Rasa senasib-sepenanggungan di keleompok mereka, menyebabkan timbulkan rasa solidaritas. Benar atau tidak, tidak masalah. Yang penting mereka harus kompak dan solid. Jika ada salah satu atau beberapa anggota komunitas mereka merasa terganggu atau diganggu, maka semua seakan-akan wajib membela. Jika mereka tidak teganggu, justru sebaliknya mengganggu atau memprovokasi komnitas lain yang biasanya sejenis.
Mengabaikan norma-norma
Jika hal-hal yang negatif tersebut di atas dibiarkan oleh kedua orang tuanya, maka akan menjelma menjadi perilaku brutal dan anarki yang merupakan akumulasi dari semua perilaku negatif tersebut. Semua norma, baik norma sosial, norma hukum ataupun norma agama dianggap tidak penting lagi.
Geng motor
Munculnya geng motor merupakan akumulasi kesemua faktor di atas ditambah teknologi moderen berupa motor. Kenapa harus motor? Karena dengan menggunakan motor mereka mempunyai mobilitas yang tinggi. Mampu bergerak cepat. Bahkan dengan menggunakan helm, mereka merasa aman karena identitasnya sulit dikenali.
Kenapa muncul geng motor?
Sudah pasti karena kurangnya faktor pendidikan norma-norma moral dan etika sejak dini, baik di sekolah dan terutama di rumah. Juga, tidak tegasnya penegakan hukum dari para penegak hukum. Juga, terlalu mudahnya mendapatkan SIM C yang selama ini tidak penah melalui tes psikologi, termasuk tes yang mengukur tingkat emosionalitas seseorang. Asal bayar mahal, dijamin dapat SIM. Ts tertulis hanya basa-basi saja.
Solusi
Solusinya sudah jelas, yaitu:
1.Kedua orang tua atau walinya harus punya rasa tanggung jawab untuk mendidik para remaja asuhannya.
2.Perlunya penegakan hukum yang tegas dari para penegak hukum. Jika perlu, motor ditahan selama satu bulan hingga tiga bulan. Pihak kepolisian juga harus punya unit gerak cepat bermotor dalam jumlah yang memadai yang begitu mendapat informasi dari masyarakat, langsung bergerak cepat menuju ke tempat kejadian.
3.Untuk mendapatkan SIM seharusnya ada tes yang berhubungan dengan tingkat emosionalitas seseorang. Harus ada batasan umur yang jelas.
Semoga mendapatkan perhatian semua pihak.
Hariyanto Imadha
Facebooker & blogger
Ditulis dalam Uncategorized | Tag:geng, hariyanto imadha, motor, populer, psikologi,remaja, sebuah, tinjauan
Oleh: psikologi2009 | Maret 21, 2012
PSIKOLOGI: Apa Beda Pencitraan dan Bukan Pencitraan?
KITA sering mendengar istilah “pencitraan”, terutama istilah “politik pencitraan”. Tetapi kalau kita pikir-pikir, pencitraan iitu yang bagaimana sih? Apa saja unsur-unsur pencitraan? Apa beda pencitraan dan bukan pencitraan. Apakah yang dilakukan Dahlan Iskan dengan cara marah-marah di dekat pintu tol merupakan pencitraan? Apakah apa yang dilakukan SBY selama ini merupakan politik pencitraan? Kalau sudah begini, biasanya kita bingung untuk menjawabnya. Soalnya, tiap orang bisa punya definisi dan persepsi yang berbeda.
Apa sih pengertian pencitraan itu?
Beberapa orang yang saya jumpai menjawab, antara lain:
1.Pencitraan adalah gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi maupun nonpribadi.
2.Penggambaran tentang suatu tokoh atau seseorang dalam situasi dan kondisi tertentu.
3.Persepsi banyak orang tentang ucapan, tindakan dan perilaku seseorang pemimpin.
Beberapa orang yang saya jumpai menjawab, antara lain:
1.Pencitraan adalah gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi maupun nonpribadi.
2.Penggambaran tentang suatu tokoh atau seseorang dalam situasi dan kondisi tertentu.
3.Persepsi banyak orang tentang ucapan, tindakan dan perilaku seseorang pemimpin.
Definisi pencitraan
Dengan demikian bisa dibuat definisi pencitraan sebagai sebuahgambaran atau persepsi seseorang atau banyak orang terhadap pribadi maupun nonpribadi berkaitan dengan tampilan atau perilaku pribadi maupun nonpribadi dalam kondisi tertentu.
Dengan demikian bisa dibuat definisi pencitraan sebagai sebuahgambaran atau persepsi seseorang atau banyak orang terhadap pribadi maupun nonpribadi berkaitan dengan tampilan atau perilaku pribadi maupun nonpribadi dalam kondisi tertentu.
Apa unsur-unsur pencitraan?
Unsur-unsurnya yaitu adanya subjek pencitraan, objek pencitraan dan tujuan pencitraan. Subjek pencitraan: pribadi atau nonpribadi. Objek pencitraan: peristiwa atau kondisi/situasi. Tujuan pencitraan: Memberi gambaran/persepsi yang baik terhadap subjek pencitraan.
Unsur-unsurnya yaitu adanya subjek pencitraan, objek pencitraan dan tujuan pencitraan. Subjek pencitraan: pribadi atau nonpribadi. Objek pencitraan: peristiwa atau kondisi/situasi. Tujuan pencitraan: Memberi gambaran/persepsi yang baik terhadap subjek pencitraan.
Apa beda pencitraan dan bukan pencitraan?
-Pencitraan apabila perilakunya (yang baik) dipublikasikan, baik sengaja maupun tidak sengaja
-Bukan pencitraan apabila perilakunya (yang baik) tidak dipublikasikan, baik sengaja maupun tidak sengaja.
-Pencitraan apabila perilakunya (yang baik) dipublikasikan, baik sengaja maupun tidak sengaja
-Bukan pencitraan apabila perilakunya (yang baik) tidak dipublikasikan, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Ada berapa macam pencitraan?
Pada dasarnya ada dua macam pencitraan:
-Pencitraan yang disengaja
Contoh: Berbicara di hadapan banyak wartawan
-Pencitraan yang tidak disengaja
Contoh: Tanpa sepengetahuannya, perilakunya diberitakan wartawan.
Pada dasarnya ada dua macam pencitraan:
-Pencitraan yang disengaja
Contoh: Berbicara di hadapan banyak wartawan
-Pencitraan yang tidak disengaja
Contoh: Tanpa sepengetahuannya, perilakunya diberitakan wartawan.
Apakah pencitraan itu salah?
Pencitraan itu sah-sah saja sejauh tidak berlebihan. bahkan di dalam ilmu politik maupun di dalam ilmu pemasaran (marketing/promosi/iklan) pencitraan justru diperlukan. Namun manakala pencitraan dilakukan secara berlebihan, apalagi tidak sesuai dengan kenyataan, makapencitraan itu justru merugikan pribadi atau nonpribadi sebagai subjek pencitraan.
Pencitraan itu sah-sah saja sejauh tidak berlebihan. bahkan di dalam ilmu politik maupun di dalam ilmu pemasaran (marketing/promosi/iklan) pencitraan justru diperlukan. Namun manakala pencitraan dilakukan secara berlebihan, apalagi tidak sesuai dengan kenyataan, makapencitraan itu justru merugikan pribadi atau nonpribadi sebagai subjek pencitraan.
Bagaimana dengan pencitraan SBY?
Sebagai politisi, sah-sah saja SBY sengaja melakukan pencitraan, baik untuk kepentingan jabatannya maupun citra Partai Demokrat. Namun manakala pencitraannya tidak sesuai dengan harapan masyarakat, maka pencitraan yang diciptakan justru berdampak negatif.
Sebagai politisi, sah-sah saja SBY sengaja melakukan pencitraan, baik untuk kepentingan jabatannya maupun citra Partai Demokrat. Namun manakala pencitraannya tidak sesuai dengan harapan masyarakat, maka pencitraan yang diciptakan justru berdampak negatif.
Bagaimana pencitraan Dahlan Iskan?
Disadari atau tidak, Dahlan Iskan juga melakukan pencitraan, sebab unsur-unsur pencitraan dimilikinya. Jadi, kalau ada yang mengatakan Dahlan Iskan melakukan pencitraan, ya sah-sah saja. Yang penting, pencitraan Dahlan Iskan ada tindak lanjutnya (walaupun belum 100% sempurna).
Disadari atau tidak, Dahlan Iskan juga melakukan pencitraan, sebab unsur-unsur pencitraan dimilikinya. Jadi, kalau ada yang mengatakan Dahlan Iskan melakukan pencitraan, ya sah-sah saja. Yang penting, pencitraan Dahlan Iskan ada tindak lanjutnya (walaupun belum 100% sempurna).
Apa beda pencitraan SBY dan Dahlan Iskan?
-Pencitraan SBY, lebih banyak bersifat curhat di depan umum atau wartawan. Namun, seringkali pencitraannya seringkali tidak ada tindak lanjutnya. Prosesitraannya dipersiapkan.
-Pencitraan Dahlan Iskan berbentuk peristiwa-peristiwa nyata di mana dia selalu diikuti wartawan. Dan perilakunya, ada tindak lanjutnya. Tampaknya, perilakunya terjadi secara kebetulan (kebetulan diktahui wartawan).
-Pencitraan SBY, lebih banyak bersifat curhat di depan umum atau wartawan. Namun, seringkali pencitraannya seringkali tidak ada tindak lanjutnya. Prosesitraannya dipersiapkan.
-Pencitraan Dahlan Iskan berbentuk peristiwa-peristiwa nyata di mana dia selalu diikuti wartawan. Dan perilakunya, ada tindak lanjutnya. Tampaknya, perilakunya terjadi secara kebetulan (kebetulan diktahui wartawan).
Kesimpulan
1.Pencitraan hal yang sah-sah saja sejauh tidak berlebihan.
2.Pencitraan bukanlah perilaku yang tabu untuk dilakukan siapa saja, sejauh itu sesuai dengan fakta dan realita dan ada tindak lanjutnya yang nyata pula.
3.Pencitraan (apabila dipublikasikan). Bukan pencitraan (apabila tidak dipublikasikan).
2.Pencitraan bukanlah perilaku yang tabu untuk dilakukan siapa saja, sejauh itu sesuai dengan fakta dan realita dan ada tindak lanjutnya yang nyata pula.
3.Pencitraan (apabila dipublikasikan). Bukan pencitraan (apabila tidak dipublikasikan).
Semoga bermanfaat.
Hariyanto Imadha
Pengamat perilaku
Sejak 1973
Pengamat perilaku
Sejak 1973
Ditulis dalam Uncategorized | Tag:apa, beda, bukan pencitraan, dan, filsafat, hariyanto imadha, ilmu, logika, pencitraa, perilaku
Oleh: psikologi2009 | Maret 15, 2012
PSIKOLOGI: Menumbuhkan Perilaku Antikorupsi Sejak Usia Kanak-Kanak
Oleh: psikologi2009 | Maret 12, 2012
PSIKOLOGI: Menghindari Orang-Orang Emosi di Jalan Raya
BUKAN bagaimana supaya kita tidak emosi di jalan raya, tetapi bagaimana caranya untuk menghindari orang-orang tidak emosi kepada kita, walaupun sebenarnya kita dalam posisi tidak bersalah.
Pengalaman saya menunjukkan, walaupun saya berada pada posisi yang benar di jalan raya, terutama di jalan macet, seringkal saya yang disalahkan. Sebenarnya saya emosi juga, tetapi emosi itu berhasil saya pendam dalam-dalam. Jadi, sekarang saya berpikir, bagaimana supaya orang lain tidak emosional kepada kita, walaupun kita dalam posisi yang tidak salah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.Psikologi traffic light (TL)
-Pada saat kita mendekati TL dan lampu berubah dari merah ke kuning, sebaiknya kita jangan langsung menjalankan kendaraan. Jalan sangat pelan sambil menunggu lampu hijau. Jika kanan kiri aman, silahkan Anda meneruskan perjalanan.
-Pada saat kita mendekati TL dan lampu berubah dari hijau ke kuning, sebaiknya kiita jangan nekat menjalankan kendaraan. Jalan pelan-pelan dan kemudian berhenti tepat saat lampu menyala merah.
-Pada saat kita mendekati TL dan lampu berubah dari merah ke kuning, sebaiknya kita jangan langsung menjalankan kendaraan. Jalan sangat pelan sambil menunggu lampu hijau. Jika kanan kiri aman, silahkan Anda meneruskan perjalanan.
-Pada saat kita mendekati TL dan lampu berubah dari hijau ke kuning, sebaiknya kiita jangan nekat menjalankan kendaraan. Jalan pelan-pelan dan kemudian berhenti tepat saat lampu menyala merah.
2,Psikologi menyalip
-Kekanan sedikut, lihat depan. Kalau tidak ada kendaraan dari depan dan kondisi aman, silahkan menyalip sambil membunyikan klakson.
-Jangan sesekali menyalip dari kiri walaupun itu aman untuk Anda lakukan dan memungkinkan untuk Anda lakukan.
-Kekanan sedikut, lihat depan. Kalau tidak ada kendaraan dari depan dan kondisi aman, silahkan menyalip sambil membunyikan klakson.
-Jangan sesekali menyalip dari kiri walaupun itu aman untuk Anda lakukan dan memungkinkan untuk Anda lakukan.
3.Psikologi zebra cross
-Zebra cross adalah tempat menyeberang bagi para pejalan kaki. Jika Anda melihat ada pejalan kaki akan menyeberang, kurangi kecepatan kendaraan Anda dan berhenti tepat di dekat zebra cross. Sedapat mungkin posisi Anda paling kiri atau paling kanan dan usahakan menyalakan lampu belakang berkedip tanda akan berhenti.
-Zebra cross adalah tempat menyeberang bagi para pejalan kaki. Jika Anda melihat ada pejalan kaki akan menyeberang, kurangi kecepatan kendaraan Anda dan berhenti tepat di dekat zebra cross. Sedapat mungkin posisi Anda paling kiri atau paling kanan dan usahakan menyalakan lampu belakang berkedip tanda akan berhenti.
4.Psikologi membunyikan klakson
-Jangan sekali membunyikan klakson saat TL berubah dari merah ke kuning dan ke hijau. Sebab, pengemudi di depan Anda akan merasa tersinggung walaupun apa yang Anda lakukan tidak salah dan bermaksud mengingatkan pengemudi di depan Anda bahwa lampu telah mengarah ke hijau.
-Klakson cukup anda bunyikan satu kali dan berbunyi pendek hanya saat Anda akan menyalip dari kanan. Sebab, membunyikan klakson lebih dari satu kali atau panjang, menunjukkan Anda seorang emosional dan bodoh dan justru bisa membuat orang lain lebih emosional dan lebih bodoh.
-Jangan sekali membunyikan klakson saat TL berubah dari merah ke kuning dan ke hijau. Sebab, pengemudi di depan Anda akan merasa tersinggung walaupun apa yang Anda lakukan tidak salah dan bermaksud mengingatkan pengemudi di depan Anda bahwa lampu telah mengarah ke hijau.
-Klakson cukup anda bunyikan satu kali dan berbunyi pendek hanya saat Anda akan menyalip dari kanan. Sebab, membunyikan klakson lebih dari satu kali atau panjang, menunjukkan Anda seorang emosional dan bodoh dan justru bisa membuat orang lain lebih emosional dan lebih bodoh.
5.Psikologi membelok
-Saat akan membelok, bunyikan klakson dan lihat situasi ada kendaraan atau tidak dari arah yang berlawanan. Jika tidak ada kendaraan lain, silahkan berbelok. Tetapi jika ada kendaraan, sedapat mungkin kita mengalah saja. Silahkan kendaraan lain lewat lebih dulu.
-Saat akan membelok, bunyikan klakson dan lihat situasi ada kendaraan atau tidak dari arah yang berlawanan. Jika tidak ada kendaraan lain, silahkan berbelok. Tetapi jika ada kendaraan, sedapat mungkin kita mengalah saja. Silahkan kendaraan lain lewat lebih dulu.
6.Psikologi memotong arus dari depan
-Saat kita akan belok kanan, ternyata arus dari depan cukup padat. Tidak ada berhentinya. Jika Anda berhenti di kiri jalan, tentu akan membuat pengemudi di belakang kendaraan Anda akan emosi dan biasanya membunyikan klakson berkali-kali. Oleh karena itu, jika akan belok kanan, jauh sebelumnya Anda sudah mengambil lajur agak ke tengah (jika jalan hanya satu jalan dan dua arah) dan mengambil jalan paling kanan (jika jalan beberapa lajur dan dua jalan an dua arah).
-Saat kita akan belok kanan, ternyata arus dari depan cukup padat. Tidak ada berhentinya. Jika Anda berhenti di kiri jalan, tentu akan membuat pengemudi di belakang kendaraan Anda akan emosi dan biasanya membunyikan klakson berkali-kali. Oleh karena itu, jika akan belok kanan, jauh sebelumnya Anda sudah mengambil lajur agak ke tengah (jika jalan hanya satu jalan dan dua arah) dan mengambil jalan paling kanan (jika jalan beberapa lajur dan dua jalan an dua arah).
7.Psikologi memotong arus dari belakang
-Sebelum memotong arus, lihat dulu kendaraan yang ada di belakang Anda. Secara bertahap, silahkan serong ke kanan atau ke kiri ambil menyalakan lampu sign jau-jauh sebelumnya. Jangan membelok secara tajam dan jangan menyalakan lampu sign secara mendadak.
-Sebelum memotong arus, lihat dulu kendaraan yang ada di belakang Anda. Secara bertahap, silahkan serong ke kanan atau ke kiri ambil menyalakan lampu sign jau-jauh sebelumnya. Jangan membelok secara tajam dan jangan menyalakan lampu sign secara mendadak.
8.Psikologi parkir
-Jika di tempat parkir berupa deretan ruko, dan Anda akan ke Toko A, sebaiknya Anda harus memarkir di depan Toko A. Jika penuh, cari toko yang tutup dan parkir di depan yang tokonya tutup itu. Sebab, jika Anda parkir di Toko B yang buka, biasanya secara psikologis pemilik Toko B akan emosional.
-Jangan parkir di depan pintu rumah. Jangan menghalangi ppejalan kaki ataupun kendaraan lain.
-Jika di tempat parkir berupa deretan ruko, dan Anda akan ke Toko A, sebaiknya Anda harus memarkir di depan Toko A. Jika penuh, cari toko yang tutup dan parkir di depan yang tokonya tutup itu. Sebab, jika Anda parkir di Toko B yang buka, biasanya secara psikologis pemilik Toko B akan emosional.
-Jangan parkir di depan pintu rumah. Jangan menghalangi ppejalan kaki ataupun kendaraan lain.
9.Psikologi menjaga jarak
-Atur jarak cukup baik. Antisipasi jika tiba-tiba kendaraan di depan Anda berhenti mendadak. jangan menginjak rem secara mendadak. Dengan jarak agak jauh, Anda bisa menginjak rem secara plan-pelan. Jika Anda menginjak rem secara mendadak, bisa jadi mobil di belakang Anda tidak sempat menginjak rem dan akan menabrak mobil Anda.
-Atur jarak cukup baik. Antisipasi jika tiba-tiba kendaraan di depan Anda berhenti mendadak. jangan menginjak rem secara mendadak. Dengan jarak agak jauh, Anda bisa menginjak rem secara plan-pelan. Jika Anda menginjak rem secara mendadak, bisa jadi mobil di belakang Anda tidak sempat menginjak rem dan akan menabrak mobil Anda.
10.Psikologi mengendarai kendaraan dengan nyaman dan aman
-Mengendarai kendaraan yang nyaman yaitu tidak perlu ngebut. Kecepatan diatur sesuai situasi dan kondisi sekitar. Santai. Jika perlu sambil mendengarkan musik dan makan camilan dan minum. Mendengarkan musik, makan camilan dan minum bisa mengurangi lonjakan emosi Anda.
-Mengendarai kendaraan yang nyaman yaitu tidak perlu ngebut. Kecepatan diatur sesuai situasi dan kondisi sekitar. Santai. Jika perlu sambil mendengarkan musik dan makan camilan dan minum. Mendengarkan musik, makan camilan dan minum bisa mengurangi lonjakan emosi Anda.
Kesimpulan
-Mengendarai dengan sopan dan berbicara dengan sopan, itulah kunci kenikmatan mengendarai kendaraan di jalan raya.
-Mengendarai dengan sopan dan berbicara dengan sopan, itulah kunci kenikmatan mengendarai kendaraan di jalan raya.
Selamat menikmati perjalanan Anda.
Hariyanto Imadha
Pengamat Perilaku
Sejak 1973
Pengamat Perilaku
Sejak 1973
Ditulis dalam Uncategorized | Tag:di, emosi, hariyanto imadha, jalan, lalu lintas,menghindari, orang, perilaku, populer, psikologi
Oleh: psikologi2009 | Maret 9, 2012
PSIKOLOGI: 12 Fakta tentang Bangsa Indonesia yang Memalukan
BERBICARA soal bangsa Indonesia memang menarik. Di samping mempunyai banyak segi-segi positif, tternyata juga punya banyak segi-segi negatif. Segi-segi negatif inilah yang harus kita akui secara jujur tanpa harus “ngeyel” membela diri dan sibuk mencari kambing hitam.
1.Bangsa Indonesia Bangsa yang Miskin dan Bodoh
Aida Ismeth, anggota DPD RI asal Provinsi Kepulauan Riau menyatakan, kekerasan yang mengancam keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indo nesia (NKRI) dipengaruhi faktor kemiskinan dan kebodohan.
Aida Ismeth, anggota DPD RI asal Provinsi Kepulauan Riau menyatakan, kekerasan yang mengancam keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indo nesia (NKRI) dipengaruhi faktor kemiskinan dan kebodohan.
http://www.indopos.co.id/index.php/arsip-berita-indopos/66-indopos/17201-miskin-dan-bodoh-picu-kekerasan.html
2.Bangsa Indonesia Bangsa yang Bodoh dan Korup
Rektor UNS Prof Dr Much Syamsulhadi SpKJ(K). Di depan sidang senat universitas, dia mengatakan bangsa Indonesia termasuk bangsa yang bodoh. Namun sekaligus korup. “Bayangkan, betapa ironisnya bangsa ini yang rakyatnya masuk kategori bodoh secara umum, namun untuk masalah korupsi, termasuk paling hebat di dunia,” kata dia.
Rektor UNS Prof Dr Much Syamsulhadi SpKJ(K). Di depan sidang senat universitas, dia mengatakan bangsa Indonesia termasuk bangsa yang bodoh. Namun sekaligus korup. “Bayangkan, betapa ironisnya bangsa ini yang rakyatnya masuk kategori bodoh secara umum, namun untuk masalah korupsi, termasuk paling hebat di dunia,” kata dia.
Ukurannya, untuk angka human development index, dari 136 negara, Indonesia hanya nomor urut ke-111. Tetapi persepsi korupsi, ternyata Indonesia termasuk rangking ke-6 di dunia dari 117 negara.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/03/30/81587/Bangsa-Indonesia-Bodoh-Tapi-Korup
3.Kualitas SDM Indonesia Terendah di ASEAN
Namun pada tingkat ASEAN, rangking SDM Indonesia berada di bawah Malaysia (61), Singapura (26) dan Brunei Darussalam (33
Namun pada tingkat ASEAN, rangking SDM Indonesia berada di bawah Malaysia (61), Singapura (26) dan Brunei Darussalam (33
http://www.neraca.co.id/2011/11/06/kualitas-sdm-indonesia-terendah-di-asean/
4.Rendahnya Kualitas Pendidikan Indonesia
Berdasarkan survey Political and Economic Risk (PERC) kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Menyedihkan lagi ternyata posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Memprihatinkan lagi, hasil survey tahun 2007 World Competitiveness Year Book memaparkan daya saing pendidikan kita dari 55 negara yang disurvey Indonesia berada pada urutan 53.
Berdasarkan survey Political and Economic Risk (PERC) kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Menyedihkan lagi ternyata posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Memprihatinkan lagi, hasil survey tahun 2007 World Competitiveness Year Book memaparkan daya saing pendidikan kita dari 55 negara yang disurvey Indonesia berada pada urutan 53.
http://elluphall.student.umm.ac.id/2010/09/30/rendahnya-kualitas-pendidikan-di-indonesia/
5.Kualitas DPR Indonesia Sekarang Terendah Sepanjang Sejarah
“Ini memang memprihatinkan, kualitas DPR kita sangat jauh merosot pada titik terendah di sejarah Indonesia,” ujar pengamat politik Yudi Latief kepada detikcom.
“Ini memang memprihatinkan, kualitas DPR kita sangat jauh merosot pada titik terendah di sejarah Indonesia,” ujar pengamat politik Yudi Latief kepada detikcom.
http://news.detik.com/read/2011/05/09/175555/1635791/159/kualitas-dpr-sekarang-terendah-sepanjang-sejarah
6.Facebook & Twitter Bikin Bangsa Indonesia Malas Berpikir’
Media sosial seperti Facebook dan Twitter telah jadi mainan sehari-hari bagi banyak orang. Meski punya berbagai manfaat, namun media sosial dinilai membuat orang menjadi malas berpikir dan bisa berujung pada kebodohan.
Media sosial seperti Facebook dan Twitter telah jadi mainan sehari-hari bagi banyak orang. Meski punya berbagai manfaat, namun media sosial dinilai membuat orang menjadi malas berpikir dan bisa berujung pada kebodohan.
Pendapat itu dikemukakan Edward De Bono, penulis dan pemikir kelas dunia. De Bono telah memproduksi beragam buku tentang pemikiran manusia dan mengajar di berbagai universitas bergengsi seperti Oxford University, Cambridge University dan Harvard University.
http://inet.detik.com/read/2011/10/04/144525/1736642/398/facebook-twitter-bikin-malas-berpikir/
7.Sekitar 77 Persen Bangsa Indonesia Malas Sikat Gigi
ya. Drg Zaura Rini Matram MDS praktisi kedokteran gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) menyebut 80 persen orang Indonesia mengidap penyakit gigi berlubang. Ini bukan sesuatu yang mengejutkan karena menurut Rini 77 persen orang Indonesia ternyata malas gosok gigi alias tak pernah gosok gigi.
ya. Drg Zaura Rini Matram MDS praktisi kedokteran gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) menyebut 80 persen orang Indonesia mengidap penyakit gigi berlubang. Ini bukan sesuatu yang mengejutkan karena menurut Rini 77 persen orang Indonesia ternyata malas gosok gigi alias tak pernah gosok gigi.
http://aliyyaa.multiply.com/journal/item/15/Jorok_77_Persen_Orang_Indonesia_Malas_Sikat_Gigi_?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
8. Bangsa Indonesia Jalan Pintas, Tidak Disiplin Dan Kurang Asertif
Stereotype orang Indonesia diantaranya jam karet, jalan pintas, tidak disiplin, tidak mengindahkan mutu, dan kurang asertif. Sifat tersebut harus di tinggalkan terutama oleh para tenaga akademik di lingkungan FISE untuk mewujudkan FISE yang lebih baik kedepannya. Demikian disampaikan oleh Dr.Tulus Winarsunu, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada peserta Lokakarya Peningkatan Kinerja Tenaga Akademik FISE UNY , Jumat-Minggu (21-29/5)
Stereotype orang Indonesia diantaranya jam karet, jalan pintas, tidak disiplin, tidak mengindahkan mutu, dan kurang asertif. Sifat tersebut harus di tinggalkan terutama oleh para tenaga akademik di lingkungan FISE untuk mewujudkan FISE yang lebih baik kedepannya. Demikian disampaikan oleh Dr.Tulus Winarsunu, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada peserta Lokakarya Peningkatan Kinerja Tenaga Akademik FISE UNY , Jumat-Minggu (21-29/5)
http://www.uny.ac.id/berita/UNY/stereotype-orang-indonesia-jalan-pintas-tidak-disiplin-dan-kurang-asertif
9.Bangsa Indonesia Terkorup Se-Asia Pasifik
hasil survei The World Justice Project (WJP), sebuah lembaga nirlaba di Amerika Serikat, yang menunjukkan Indonesia masih termasuk negara korup karena berada di posisi 47 dari 66 negara yang disurvei secara global.
hasil survei The World Justice Project (WJP), sebuah lembaga nirlaba di Amerika Serikat, yang menunjukkan Indonesia masih termasuk negara korup karena berada di posisi 47 dari 66 negara yang disurvei secara global.
Sementara di kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik, Indonesia berada di urutan ke-12 dari 13 negara.
http://news.okezone.com/read/2011/06/14/339/468239/priyo-kaget-indonesia-terkorup-se-asia-pasifik
10.Perilaku Psikopat Bangsa Indonesia
Praktik korupsi dan kejahatan yang kerap terjadi di negeri ini merupakan tindakan para pengidap psikopat. Seharusnya mereka di penjara atau rumah sakit jiwa, tidak bebas berkeliaran.Pengidapnya juga disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial serta merugikan orang banyak dan orang-orang terdekatnya.
Praktik korupsi dan kejahatan yang kerap terjadi di negeri ini merupakan tindakan para pengidap psikopat. Seharusnya mereka di penjara atau rumah sakit jiwa, tidak bebas berkeliaran.Pengidapnya juga disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial serta merugikan orang banyak dan orang-orang terdekatnya.
http://www.beritabatavia.com/berita-8975-perilaku-psikopat-indonesia-.html
11.IQ Bangsa Indonesia lebih rendah dari orang Amerika
Harus diakui sebaran rata-rata IQ orang Indonesia memang lebih rendah dari IQ orang Amerika.Data pada tahun 2002 menunjukkan bahwa IQ rata2 orang Indonesia hanya 89, dan IQ rata2 orang Amerika 98.(saat itu IQ rata2 orang Hongkong paling tinggi, yakni 107).Kemudian pada tahun 2006 IQ rata-rata orang Indonesia turun menjadi 87, dan IQ rata2 orang Hongkong naik menjadi 108 (Amerika tetap 98).
Harus diakui sebaran rata-rata IQ orang Indonesia memang lebih rendah dari IQ orang Amerika.Data pada tahun 2002 menunjukkan bahwa IQ rata2 orang Indonesia hanya 89, dan IQ rata2 orang Amerika 98.(saat itu IQ rata2 orang Hongkong paling tinggi, yakni 107).Kemudian pada tahun 2006 IQ rata-rata orang Indonesia turun menjadi 87, dan IQ rata2 orang Hongkong naik menjadi 108 (Amerika tetap 98).
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=10de4327d8c755fc
12.Bangsa Indonesia Bangsa Munafik
Kemunafikan orang Indonesia pernah dikemukakan oleh wartawan senior, Mochtar Lubis dalam pidatonya pada 6 April 1977 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Kala itu, Lubis mengemukakan tujuh ciri sifat buruk manusia Indonesia, yakni munafik, tidak mau bertanggung jawab, berperilaku feodal, percaya pada takhyul, bersifat artistik, dan ciri lainnya yang bersifat hedon dan instan.
Kemunafikan orang Indonesia pernah dikemukakan oleh wartawan senior, Mochtar Lubis dalam pidatonya pada 6 April 1977 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Kala itu, Lubis mengemukakan tujuh ciri sifat buruk manusia Indonesia, yakni munafik, tidak mau bertanggung jawab, berperilaku feodal, percaya pada takhyul, bersifat artistik, dan ciri lainnya yang bersifat hedon dan instan.
http://politik.kompasiana.com/2011/07/22/bangsa-munafik/
Dan masih banyak fakta negatif lainnya.
Kesimpulan
Perilaku buruk tersebut memang masih merupakan fakta hingga hari ini dan fakta itu harus kita akui secara jujur.
Perilaku buruk tersebut memang masih merupakan fakta hingga hari ini dan fakta itu harus kita akui secara jujur.
Saran
Perbaikan perilaku buruk hanya bisa dilakukan dan dimulai dari diri sendiri
Perbaikan perilaku buruk hanya bisa dilakukan dan dimulai dari diri sendiri
Hariyanto Imadha
Peengamat Perilaku
Sejak 1973
Peengamat Perilaku
Sejak 1973
Ditulis dalam Uncategorized | Tag:12, bangsa, fakta, hariyanto imadha, indonesiia,memalukan, populer, psikologi, tentang, yang
Oleh: psikologi2009 | Maret 8, 2012
PSIKOLOGI: Jangan Asal Komen di Facebook, Twitter dan Media Sosial Lainnya
MEDIA sosial online itu hampir sama dengan kehidupan sosial offline. Keduanya terikat oleh norma-norma yang berlaku di masyarakat, terutama norma-norma etika. Bahkan, semua media sosial punya aturan (terms and conditions) yang harus dipatuhi para anggotanya. Norma etika, ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis tetapi sudah diketahui banyak orang.
Pengamatan saya di Facebook (FB) selama dua tahun, sering menemukan komen-komen yang tidak memenuhi syarat-syarat norma etika tersebut. Banyak yang asal komen tanpa memahami maksud daripada status yang dibuat oleh Facebooker lainnya. Banyak yang langsung menyalahkan status orang lain. Dan hal-hal lain yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Oleh karena iitu, ada beberapa hal yang harus diketahui di dalam membuat komen:
1.Kenali dulu siapa pembuat status
Apakah Anda sudah mengenalnya secara pribadi dan secara langsung? Kalau sudah mengenalnya secara pribadi dan langsung, apalagi itu sahabat baik Anda, bolehlah membuat komen bebas asal sopan. Jika Anda belum mengenalnya secara pribadi dan langsung, maka komen–komen Anda harus beretika.
Apakah Anda sudah mengenalnya secara pribadi dan secara langsung? Kalau sudah mengenalnya secara pribadi dan langsung, apalagi itu sahabat baik Anda, bolehlah membuat komen bebas asal sopan. Jika Anda belum mengenalnya secara pribadi dan langsung, maka komen–komen Anda harus beretika.
2.Jangan mudah menyalahkan
Semua orang tidak ingin dianggap salah. Oleh karena itu jangan mudah menyalahkan status orang lain. Apalagi secara frontal. Jika status Facebooker benar-benar salah, maka Anda bisa melakukan koreksi dengan cara yang baik. Jangan sampai menyinggung perasaan atau si pembuat status merasa kehilangan muka. Dan koreksi Anda sebaiknya ditulis di inbox Facebooker tersebut.
Semua orang tidak ingin dianggap salah. Oleh karena itu jangan mudah menyalahkan status orang lain. Apalagi secara frontal. Jika status Facebooker benar-benar salah, maka Anda bisa melakukan koreksi dengan cara yang baik. Jangan sampai menyinggung perasaan atau si pembuat status merasa kehilangan muka. Dan koreksi Anda sebaiknya ditulis di inbox Facebooker tersebut.
3.Pahami maksud status Facebooker
Jangan terburu-buru memberi komen. Baca dengan benar. Sesudah Anda yakin memahami maksud status tersebut, silahkan menulis sebuah komen.
Jangan terburu-buru memberi komen. Baca dengan benar. Sesudah Anda yakin memahami maksud status tersebut, silahkan menulis sebuah komen.
4.Jangan menyerang pribadi
Satu hal yang tidak disukai adalah adanya Facebooker yang tidak mengomentari tulisan, tetapi mengomenttri penulisnya. Menyerang pribadinya. Mencela. Menggurui. Bersikap snob (sok tahu, sok mengerti dan sok pintar). Bersikap sinis. Komentar yang demikian merupakan komentar tak cerdas dan hanya bisa ditulis Facebooker yang tidak cerdas pula. Juga, jangan “gede rasa” (GR) membaca status yang bersifat umum (tidak menyebut nama, initial ,identitas atau ciri-ciri Anda).
Satu hal yang tidak disukai adalah adanya Facebooker yang tidak mengomentari tulisan, tetapi mengomenttri penulisnya. Menyerang pribadinya. Mencela. Menggurui. Bersikap snob (sok tahu, sok mengerti dan sok pintar). Bersikap sinis. Komentar yang demikian merupakan komentar tak cerdas dan hanya bisa ditulis Facebooker yang tidak cerdas pula. Juga, jangan “gede rasa” (GR) membaca status yang bersifat umum (tidak menyebut nama, initial ,identitas atau ciri-ciri Anda).
5.Kalau tidak tahu lebih baik bertanya
Kalau Anda tidak memahami maksud dari sebuah status, lebih baik bertanya atau bahkan tidak usah memberi komen. Sebab, tidak mengerti tetapi memberi komen, biasanya komennya tidak nyambung alias salah.
Kalau Anda tidak memahami maksud dari sebuah status, lebih baik bertanya atau bahkan tidak usah memberi komen. Sebab, tidak mengerti tetapi memberi komen, biasanya komennya tidak nyambung alias salah.
6.Pahami caranya berbeda pendapat
Berbeeda pendapat boleh saja, tetapi harus tahu caranya. Antara lain, sopan, tidak bersikap frontal, tidak langsung menyalahkan, dahului dengan kata “ma’af” dan akhiri dengan kata “ma’af” juga. Jangan menulis kata “salah” atau “keliru”. Sertakan data yang benar.
Berbeeda pendapat boleh saja, tetapi harus tahu caranya. Antara lain, sopan, tidak bersikap frontal, tidak langsung menyalahkan, dahului dengan kata “ma’af” dan akhiri dengan kata “ma’af” juga. Jangan menulis kata “salah” atau “keliru”. Sertakan data yang benar.
7.Hargai pendapat orang lain
Semua orang ingin dihargai, termasuk Anda. Oleh karena itu, belajarlah menghargai pendapat orang lain walaupun pendapat orang lain belum tentu benar. Mungkin ada baiknya Anda membuat status sendiri yang berbeda tanpa menyebut nama Facebooker lain.
Semua orang ingin dihargai, termasuk Anda. Oleh karena itu, belajarlah menghargai pendapat orang lain walaupun pendapat orang lain belum tentu benar. Mungkin ada baiknya Anda membuat status sendiri yang berbeda tanpa menyebut nama Facebooker lain.
8.Mengritik boleh saja
Mengritik boleh saja. Tetapi harus sesuai dengan kompetensi Anda. Kalau Anda pakar hukum, boleh mengritik status yang berhubungan dengan hukum. Kalau Anda sarjana ekonomi, boleh mengritik status yang berhubungan dengan ekonomi dan seterusnya. namun , kritik haruslah berkualitas. Jangan asal mengritik. Apalagi, kalau Facebooker yang Anda kritik belum Anda kenal secara pribadi dan belum Anda ketahui prestasi dan kemampuannya.
Mengritik boleh saja. Tetapi harus sesuai dengan kompetensi Anda. Kalau Anda pakar hukum, boleh mengritik status yang berhubungan dengan hukum. Kalau Anda sarjana ekonomi, boleh mengritik status yang berhubungan dengan ekonomi dan seterusnya. namun , kritik haruslah berkualitas. Jangan asal mengritik. Apalagi, kalau Facebooker yang Anda kritik belum Anda kenal secara pribadi dan belum Anda ketahui prestasi dan kemampuannya.
9.Beri komentar yang netral
Komentar yang aman adalah komentar yang netral. Tidak menyalahkan dan tidak membenarkan. Bersifat biasa-biasa saja. Boleh saja memberi “Like” atau “Suka”. Tidak memuji dan tidak mencela.Komen yang datar-datar saja. Lebih baik, buat komen yang sifatnya bercanda atau yang lucu-lucu.
Komentar yang aman adalah komentar yang netral. Tidak menyalahkan dan tidak membenarkan. Bersifat biasa-biasa saja. Boleh saja memberi “Like” atau “Suka”. Tidak memuji dan tidak mencela.Komen yang datar-datar saja. Lebih baik, buat komen yang sifatnya bercanda atau yang lucu-lucu.
10.Jangan menyinggung perasaan
Kadang-kadang, kita menerima komen yang menyinggung perasaan. Dari sudut psikologi, komen seperti itu pasti ditulis Facebooker pengidap psikopat. Oleh karena itu, buatlah kalimat secermat mungkin. Jangan sampai komen Anda terkesan tidak menghargai pendapat pembuat status. Jangan sampai terkesan Anda bersifat menggurui.
Kadang-kadang, kita menerima komen yang menyinggung perasaan. Dari sudut psikologi, komen seperti itu pasti ditulis Facebooker pengidap psikopat. Oleh karena itu, buatlah kalimat secermat mungkin. Jangan sampai komen Anda terkesan tidak menghargai pendapat pembuat status. Jangan sampai terkesan Anda bersifat menggurui.
Kesimpulan
1.Sikap saling menghargai sesama Facebook adalah sikap yang mencerminkan persahabatan yang baik.
2.Komen Anda yang berkonotasi negatif, biasanya akan ditanggapi secara negatif juga. Oleh karena itu, buatlah komen yang berkonotasi positif dan konstruktif.
1.Sikap saling menghargai sesama Facebook adalah sikap yang mencerminkan persahabatan yang baik.
2.Komen Anda yang berkonotasi negatif, biasanya akan ditanggapi secara negatif juga. Oleh karena itu, buatlah komen yang berkonotasi positif dan konstruktif.
Saran
Kalau ada status,komen atau tanggapan tidak enak dibaca sebaiknya dihapus saja atau tidak perlu ditanggapi.
Kalau ada status,komen atau tanggapan tidak enak dibaca sebaiknya dihapus saja atau tidak perlu ditanggapi.
Semoga bermanfaat.
Hariyanto Imadha
Facebooker/Blogger
Facebooker/Blogger
Oleh: psikologi2009 | Maret 5, 2012
PSIKOLOGI: Mengubah Mindset yang Keliru Tidak Mudah
SAYA tertarik dengan pertanyaan seorang Facebooker:” Bagaimana cara mengubah mindset yang keliru dari orang lain?”. Sebenarnya jawabannya ada pada artikel saya berjudul “Meluruskan Logika yang Bengkok Memang Butuh Waktu”. Artikel ini hampir sama, tetapi ada perbedaannya. Di sini ada subartikel tentang bagaimana cara mengubah mindset yang keliru, yang tidak ada dalam artikel saya yang sejenis.
Contoh mindset yang keliru
Contoh 1:
Ketika saya kuliah di Fakultas Sastra UI, ada seorang sahabat (jurusan lain) yang punya pendapat, bahwa Tuhan itu tidak mungkin satu.
Ketika saya kuliah di Fakultas Sastra UI, ada seorang sahabat (jurusan lain) yang punya pendapat, bahwa Tuhan itu tidak mungkin satu.
Sahabat: Menurut keyakinan saya, tidak mungkin Tuhan itu hanya satu. Tuhan pasti banyak.
Saya: Kenapa Anda punya keyakinan seperti itu?
Sahabat: Coba, berapa milyar bintang di langit? Apakah satu Tuhan mampu mengurusi semua binttang itu? Tidak mungkin. Pasti ada Tuhan khusus yang mengurusi bintang.
Saya: Apa lagi?
Sahabat: Berapa milyar jumlah manusia di bumi? Tentu, satu Tuhan saja tidak mungkin. Pasti ada Tuhan yang khusus mengurusi manusia/
Saya: Apa lagi?
Sahabat: Pasti, ada Tuhan yang khusus mengurusi neraka dan khusus mengurusi sorga, khusus mengurusi planet-planet.
Saya: Kenapa Anda punya keyakinan seperti itu?
Sahabat: Coba, berapa milyar bintang di langit? Apakah satu Tuhan mampu mengurusi semua binttang itu? Tidak mungkin. Pasti ada Tuhan khusus yang mengurusi bintang.
Saya: Apa lagi?
Sahabat: Berapa milyar jumlah manusia di bumi? Tentu, satu Tuhan saja tidak mungkin. Pasti ada Tuhan yang khusus mengurusi manusia/
Saya: Apa lagi?
Sahabat: Pasti, ada Tuhan yang khusus mengurusi neraka dan khusus mengurusi sorga, khusus mengurusi planet-planet.
Akhirnya, saya mencoba memberikan pencerahan, bahwa ada tiga macam logika. Yaitu Logika Tuhan, Logika Alam dan Logika Manusia.
Logika Tuhan
Logika Tuhan adalah logika yang hanya dimiliki Tuhan di mana logika manusia tidak akan mampu meenganalisanya. Misalnya, nyawa itu bentuknya bagaimana? Bagaimana hakekat ruang dan waktu itu? Langit yang tak terbatas itu bagaimana? Kemampuan Tuhan sejauh mana? kapan datangnya Kiamat Qubro. Semuua iitu hanya Logika Tuhan yang bisa memahami. Otak manusia tak mampu berlogika “secanggih” itu.
Logika Tuhan adalah logika yang hanya dimiliki Tuhan di mana logika manusia tidak akan mampu meenganalisanya. Misalnya, nyawa itu bentuknya bagaimana? Bagaimana hakekat ruang dan waktu itu? Langit yang tak terbatas itu bagaimana? Kemampuan Tuhan sejauh mana? kapan datangnya Kiamat Qubro. Semuua iitu hanya Logika Tuhan yang bisa memahami. Otak manusia tak mampu berlogika “secanggih” itu.
Logika alam
Yaitu logika berdasarkan hubungan antara sebab akibat. Misalnya, banjir, ada sebabnya. Korupsi, ada sebabnya. Orang menjadi snob (sok tahu,sok mengerti,sok pintar) ada sebabnya. Orang yang suka mencela pendapat orang lain, ada sebabnya. Panas atau dingin ada sebabnya. dan hubungan sebab akibat tersebut merupakan hubungan yang pasti.
Yaitu logika berdasarkan hubungan antara sebab akibat. Misalnya, banjir, ada sebabnya. Korupsi, ada sebabnya. Orang menjadi snob (sok tahu,sok mengerti,sok pintar) ada sebabnya. Orang yang suka mencela pendapat orang lain, ada sebabnya. Panas atau dingin ada sebabnya. dan hubungan sebab akibat tersebut merupakan hubungan yang pasti.
Logika manusia
Logika manusia terbatas pada kemampuan otak yang jumlahnya hanya satu juta sel. Manusia adalah mahluk yang tidak sempurna (jika dibandingkan Tuhan ataupun malaikat). Logika manusia bisa salah bisa benar. Logika manusia dipengaruhi oleh banyak faktor. Antara lain faktor lingkungan, faktor IQ, faktor banyaknya pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Faktor persepsi atau sudut pandang. Faktor proses pengambilan kesimpulan. Logika manusiapun ada dua macam, yaitu logika umum atau logika spekulatif dan logika referensi atau logika akademika yang harus dipelajari di fakultas filsafat.
Logika manusia terbatas pada kemampuan otak yang jumlahnya hanya satu juta sel. Manusia adalah mahluk yang tidak sempurna (jika dibandingkan Tuhan ataupun malaikat). Logika manusia bisa salah bisa benar. Logika manusia dipengaruhi oleh banyak faktor. Antara lain faktor lingkungan, faktor IQ, faktor banyaknya pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Faktor persepsi atau sudut pandang. Faktor proses pengambilan kesimpulan. Logika manusiapun ada dua macam, yaitu logika umum atau logika spekulatif dan logika referensi atau logika akademika yang harus dipelajari di fakultas filsafat.
Sahabat: Jadi? Maksudmu apa?
Saya: Ya, logika kita adalah Logika Manusia. Kita tak bisa mengukur Tuhan sesuai dengan Logika Manusia. Manusia bisa capek, Tuhan tak mungkin capek. Kemampuan manusia terbatas, kemampuan Tuhan tak terbatas. Tuhan itu hanya satu dan mempunyai kemampuan yang luar biasa tak terbatas. Jadi, jangan diukur atau dibandingkan dengan kemampuan manusia. Logika manusia tak mampu bicara tentang kemampuan Tuhan.
Saya: Ya, logika kita adalah Logika Manusia. Kita tak bisa mengukur Tuhan sesuai dengan Logika Manusia. Manusia bisa capek, Tuhan tak mungkin capek. Kemampuan manusia terbatas, kemampuan Tuhan tak terbatas. Tuhan itu hanya satu dan mempunyai kemampuan yang luar biasa tak terbatas. Jadi, jangan diukur atau dibandingkan dengan kemampuan manusia. Logika manusia tak mampu bicara tentang kemampuan Tuhan.
Unttuk mengubah mindset yang keliru itu, saya membutuhkan waktu 6 (enam) bulan, yaitu dengan cara dialog, tanya jawab dan memberikan penalaran-penalaran yang benar. Akhirnya, pada bulan keenam dia baru yakin kalau Tuhan itu hanya satu.
Contoh 2:
Pengurus dan penganut Ahmadiyah, tentu punya mindset bahwa ajarannya 100% benar.
Pengurus dan penganut Ahmadiyah, tentu punya mindset bahwa ajarannya 100% benar.
Contoh 3:
Para teroris yang beranggapan bahwa membunuh orang Amerika itu berpahala dan dijamin masuk sorga. Mereka tentu sulit mengubah mindset yang demikian.
Para teroris yang beranggapan bahwa membunuh orang Amerika itu berpahala dan dijamin masuk sorga. Mereka tentu sulit mengubah mindset yang demikian.
Contoh 4:
Para sarjana yang menyandang gelar Ir, Drs,Dra,BcHk atau sarjana yang memakai dua gelar S1 dan S2 sekaligus, tentu punya mindset bahwa apa yang mereka lakukan adalah merupakan hal yang benar.
Para sarjana yang menyandang gelar Ir, Drs,Dra,BcHk atau sarjana yang memakai dua gelar S1 dan S2 sekaligus, tentu punya mindset bahwa apa yang mereka lakukan adalah merupakan hal yang benar.
Contoh 5:
Hampir 99% orang Indonesia punya mindset bahwa motor tiga roda, hanya untuk orang cacat. Bahkan mindset yang keliru juga dimiliki banyak polisi. Bahkan mereka yang sarjanapun punya mindset yang demikian.
Hampir 99% orang Indonesia punya mindset bahwa motor tiga roda, hanya untuk orang cacat. Bahkan mindset yang keliru juga dimiliki banyak polisi. Bahkan mereka yang sarjanapun punya mindset yang demikian.
Apa sebab orang bisa punya mindset yang keliru?
-Tidak mempunyai kemampuan untuk memahami suatu masalah
-Sedikitnya pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki
-Cara berpikir yang dogmatis-pasif, yaitu enggan menerima pendapat yang berbeda
-Karena guru/dosen/ustadz/orang lain (yang berwibawa) yang memberikan mindset yang keliru
-Tidak memiliki kemampuan berlogika yang logis dan benar
-Karena memiliki cara pandang atau persepsi yang keliru
-Besar kemungkinan karena IQ-nya di bawah rata-rata (under average)
-Sedikitnya pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki
-Cara berpikir yang dogmatis-pasif, yaitu enggan menerima pendapat yang berbeda
-Karena guru/dosen/ustadz/orang lain (yang berwibawa) yang memberikan mindset yang keliru
-Tidak memiliki kemampuan berlogika yang logis dan benar
-Karena memiliki cara pandang atau persepsi yang keliru
-Besar kemungkinan karena IQ-nya di bawah rata-rata (under average)
Bagaimana solusinya?
Bagaimana caranya untuk mengubah mindset yang keliru? Tentu, butuh proses dialog dan pencerahan terus menerus dan dilakukan oleh orang yang ahli berkomunikasi, mampu melakukan persuasi dan memahami logika yang logis dan benar tanpa harus mengucapkan “Anda salah” dan “Saya benar”. Masalahnya, sulit mencari Sang Pencerah yang mempunyai kemampuan seperti itu.
Bagaimana caranya untuk mengubah mindset yang keliru? Tentu, butuh proses dialog dan pencerahan terus menerus dan dilakukan oleh orang yang ahli berkomunikasi, mampu melakukan persuasi dan memahami logika yang logis dan benar tanpa harus mengucapkan “Anda salah” dan “Saya benar”. Masalahnya, sulit mencari Sang Pencerah yang mempunyai kemampuan seperti itu.
Semoga bermanfaat
Hariyanto Imadha
Penulis Kritik Pencerahan
Sejak 1973
Penulis Kritik Pencerahan
Sejak 1973
Ditulis dalam Uncategorized | Tag:hariyanto imadha, keliru, logika alam, logika manusia, logika tuhan, mengubah, mindsetmyang, mudah, populer, psikologi, tidak
Oleh: psikologi2009 | Maret 4, 2012
PSIKOLOGI: Memahami Orang-Orang Sirik
DALAM kehidupan sehari-hari, kita pasti menemui orang-orang yang dengan mudahnya selalu menyalahkan kita. Selalu mencela barang yang kita miliki. Selalu memberikan komenytar-komentar yang negatif. Padahal dia bukanlah seorang pengritik dalam arti yang sesungguhnya. Mereka pada dasarnya adalah orang-orang sirik.
Apakah sirik itu?
Sirik dan syirik itu berbeda. Sirik dalam arti umum juga tidak sama pengertian sirik yang berlaku di Makassar. Sirik di dalam artikel ini adalah di dalam konteks psikologi. Yaitu, perilaku yang menunjukkan rasa tidak suka terhadap apa saja yang ada pada orang lain dan itu sudah merupakan kebiasaan permanen.
Sirik dan syirik itu berbeda. Sirik dalam arti umum juga tidak sama pengertian sirik yang berlaku di Makassar. Sirik di dalam artikel ini adalah di dalam konteks psikologi. Yaitu, perilaku yang menunjukkan rasa tidak suka terhadap apa saja yang ada pada orang lain dan itu sudah merupakan kebiasaan permanen.
Contoh 1:
Si A punya hobi memodifikasi motor. Dia modifikasi motor dari dua roda menjadi tiga roda. Si A bukan orang cacat. Ketika dia berhenti di depan Alfamart, tiba-tiba di sampingnya ada penyandang cacat (katakan namanya Si B) naik motor tiga roda juga. Si A belum mengenalnya. Setelah ngobrol sebentar, Si B itu langsung mencela modifikasi motor Si A. Yang katanya kurang kuatlah, yang kurang inilah, yang kurang itulah. Padahal modif motor Si A rapi, sedangkan motor modif Si B kelihatan jorok dan ruwet sekali.
Si A punya hobi memodifikasi motor. Dia modifikasi motor dari dua roda menjadi tiga roda. Si A bukan orang cacat. Ketika dia berhenti di depan Alfamart, tiba-tiba di sampingnya ada penyandang cacat (katakan namanya Si B) naik motor tiga roda juga. Si A belum mengenalnya. Setelah ngobrol sebentar, Si B itu langsung mencela modifikasi motor Si A. Yang katanya kurang kuatlah, yang kurang inilah, yang kurang itulah. Padahal modif motor Si A rapi, sedangkan motor modif Si B kelihatan jorok dan ruwet sekali.
Contoh 2:
Si C adalah tukang ojek yang kreatif.Misalnya, dia punya klakson yang bisa tiga macam bunyinya. Motornya juga dihiasi pernik-pernik lampu. Juga untuk membuka jok dilengkapi hidraulik mini. Begitu melihat Si A (bukan tukang ojek), memodifikasi motornya dan dilengkapi kanopi/atap motor, maka perilaku Si C berubah. Kalau bertemu dengan Si A pura-pura tidak melihat. Bahkan tidak mau menegur seperti biasanya.
Si C adalah tukang ojek yang kreatif.Misalnya, dia punya klakson yang bisa tiga macam bunyinya. Motornya juga dihiasi pernik-pernik lampu. Juga untuk membuka jok dilengkapi hidraulik mini. Begitu melihat Si A (bukan tukang ojek), memodifikasi motornya dan dilengkapi kanopi/atap motor, maka perilaku Si C berubah. Kalau bertemu dengan Si A pura-pura tidak melihat. Bahkan tidak mau menegur seperti biasanya.
Contoh 3:
Si A adalah seorang Facebooker dan Blogger. Rajin membuat status dan artikel. namun, ada beberapa Facebooker dan pembaca blog-nya yang selalu memberikan komentar yang negatif (sinis, suka menyalahkan, menggurui, merendahkan dan komentar-komentar yang tidak enak lainnya).
Si A adalah seorang Facebooker dan Blogger. Rajin membuat status dan artikel. namun, ada beberapa Facebooker dan pembaca blog-nya yang selalu memberikan komentar yang negatif (sinis, suka menyalahkan, menggurui, merendahkan dan komentar-komentar yang tidak enak lainnya).
Contoh 4:
Si A adalah pelopor reuni SMA-nya sejak 1971. Dengan susah payah dan bertahun-tahun mengumpulkan para alumni yang bertebaran di Jabodetabek. Keluar banyak tenaga, waktu, pikiran dan uang. Tiba-tiba, sekitar tahun 1990-an, ada dua alumni bernama Si C dan Si D menyabot kegiatan Si A dan tidak memperlakukan Si A sebagai pelopor reuni. Bahkan, perilakunya kurang menghargai Si A.
Si A adalah pelopor reuni SMA-nya sejak 1971. Dengan susah payah dan bertahun-tahun mengumpulkan para alumni yang bertebaran di Jabodetabek. Keluar banyak tenaga, waktu, pikiran dan uang. Tiba-tiba, sekitar tahun 1990-an, ada dua alumni bernama Si C dan Si D menyabot kegiatan Si A dan tidak memperlakukan Si A sebagai pelopor reuni. Bahkan, perilakunya kurang menghargai Si A.
Contoh 5:
Si A adalah mahasiswa yang rajin kuliah dan berasal dari keluarga mampu. Dia sering membeli buku-buku, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggeris. namun temannya, Si E, selalu mengolok-olok Si A. katanya, Si A sok ilmiahlah, tidak mengerti bahasa Inggeris-lah, sok ilmuwanlah dan olok-olok lainnya..
Si A adalah mahasiswa yang rajin kuliah dan berasal dari keluarga mampu. Dia sering membeli buku-buku, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggeris. namun temannya, Si E, selalu mengolok-olok Si A. katanya, Si A sok ilmiahlah, tidak mengerti bahasa Inggeris-lah, sok ilmuwanlah dan olok-olok lainnya..
Ciri-ciri orang sirik
Dari contoh-contoh di atas, bisa ditarik benang merah tentang ciri-ciri orang sirik.
Dari contoh-contoh di atas, bisa ditarik benang merah tentang ciri-ciri orang sirik.
-Tidak suka melihat orang lain melebihi dirinya
-Cara berpikirnya apriori
-Tidak mempunyai kemampuan menghargai orang lain
-Merasa dirinya lebih hebat daripada orang lain
-Tidak memiliki semangat untuk bersaing
-Haus pujian orang lain
-Ingin dianggap mengerti semua hal
-Tidak senang melihat prestasi orang lain
-Negative thinking
-Tidak menyukai perbedaan pendapat
-Tidak mau dikritik dan bahkan suka menyalahkan orang lain
-Merasa dirinya sudah sempurna
-Cara berpikirnya apriori
-Tidak mempunyai kemampuan menghargai orang lain
-Merasa dirinya lebih hebat daripada orang lain
-Tidak memiliki semangat untuk bersaing
-Haus pujian orang lain
-Ingin dianggap mengerti semua hal
-Tidak senang melihat prestasi orang lain
-Negative thinking
-Tidak menyukai perbedaan pendapat
-Tidak mau dikritik dan bahkan suka menyalahkan orang lain
-Merasa dirinya sudah sempurna
Semua itu bisa disingkat dengan kalimat “Sirik tanda tidak mampu”.
Semoga bermanfaat.
Hariyanto Imadha
Pengamat perilaku
Sejak 1973
Pengamat perilaku
Sejak 1973
Tidak ada komentar:
Posting Komentar