Rabu, 01 Agustus 2012


Redaksi II | Selasa, 31 Juli 2012 - 13:58:41 WIB | dibaca: 1173 pembaca
Raih Surga dengan Kata-kata
Eramuslim.com | Media Islam Rujukan,
Oleh : Muhammad Masnur Hamzah 
Kata-kata adalah nutrisi dan penawar segala penyakit. Lidah adalah roda kemudi. Karena itulah, mengapa orang yang mengalami kegundahan, kesedihan, stress atau depresi, akan menjadi lebih baik ketika mendapatkan siraman kata-kata sejuk yang menghibur. Hal ini menunjukkan betapa hebatnya fungsi ucapan yang meluncur dari lidah seseorang. Tak semua ucapan ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian.

Saat kita mengucapkan, "Selamat pagi! Apa kabar?" kita tidak bermaksud mencari keterangan. Tapi hal itu upaya agar orang lain merasa apa yang disebut oleh Teori Analisis Transaksional sebagai, 'Saya Oke-Kamu Oke'. Yaitu komunikasi yang ditujukan untuk menimbulkan kesenangan. Sebaliknya, perkataan yang buruk atau komunikasi yang gagal akan menimbulkan hubungan sosial yang tidak harmonis.

Maka dari itu, Allah swt. berfirman, "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaithan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka." (QS Al-Isra': 53)

Renungkanlah perumpamaan yang Allah SWT gambarkan dalam Al-Quran,

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, yaitu akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS Ibrahim: 24-25)

Berinfaklah dengan perasaan Anda...

Sungguh, kita kaya dan berkuasa atas perasaan yang kita miliki. Maka sedekahkanlah kekayaan bathin itu untuk keluarga dan orang-orang terdekat kita. Jangan halangi mereka dari merasakan perasaan-perasaan itu. Berkatalah pada istri, suami atau kerabat dan orang terdekat dengan mulut yang terbuka dengan sempurna, lalu selamilah isi hati kita. Usahakanlah selalu agar mereka tidak merasa bahwa kita pelit hati, walau tangan sering bersedekah. Jangan buat mereka gersang dan haus akan kesejukan hati kita. Janganlah bakhil mencurahkan kemurahan hati kita, padahal mereka mengetahui bahwa kita memiliki kemurahan itu. Apakah air sejuk hati ini begitu dalam, sehingga tak dapat dirasakan seperti halnya air di sumur yang dalam?

Atsar berikut bisa kita renungkan. Isteri terbahagia di antara para wanita, yaitu 'Aisyah meriwayatkan dari Rasulullah saw.

"Surga adalah tempat orang yang bermurah hati." (HR Ibnu 'Ady).

Maka bangunlah surga dengan kedermawanan kata-kata yang baik dan lembut, pujian yang semerbak serta luapan perasaan cinta kasih. Karena kata-kata yang baik adalah mata air kehidupan bagi hati dan jiwa, lebih-lebih hati dan jiwa wanita. Jangan bakhil terhadap sepotong kata yang baik. Kenapa harus berat mengucapkan kata-kata menyejukkan? Apakah sepotong kata yang dikeluarkan membuat harta berkurang? Apakah sepenggal kalimat baik yang kita ucapkan membuat kita terbebani? Alangkah indahnya jika kita menjunjung syiar Islam, yaitu membahagiakan orang lain. Dan orang lain yang paling utama kita bahagiakan, adalah keluarga dan orang terdekat.

Sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah setelah amal fardhu, yaitu memberikan kegembiraan pada orang muslim." (HR Ath-Thabrany)

Kata-kata lembut antara suami-istri mengandung pesan hati serta jiwa yang begitu dalam. Dan setelahnya, Insya Allah akan lahir kebahagiaan agung yang mencairkan segala kebekuan. Sinarilah rumah tangga dengan kata-kata baik nan lembut, maka Anda sudah membangun satu pondasi kokoh bagi pernikahan. Dengan ucapan yang menyejukkan hati, rumah terisi dengan cahaya saling memaafkan, cahaya toleransi dan cahaya cinta. Akhirnya, hati dan jiwa pun saling menyatu.

Facebook

Facebook

Senin, 09 Juli 2012

oh wanita

1. Bulu kening

Menurut Bukhari, Rasullulah melaknat perempuan yang mencukur atau menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening – Petikan dari Hadis Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari.

2. Kaki (tumit kaki) semacam hantu loceng

Dan janganlah mereka (perempuan) membentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan – Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31. Keterangan : Menampakkan kaki dan menghayunkan/ melenggokkan badan mengikut hentakan kaki terutamanya pada mereka yang mengikatnya dengan loceng…sama juga seperti pelacur dizaman jahiliyah ….

3. Wangian

Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zinanya terutamanya hidung yang berserombong kapal kata orang sekarang hidong belang – Petikan dari Hadis Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban.

4. Dada

Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi bahagian hadapan dada-dada mereka – Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31.

5. Gigi

Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya – Petikan dari Hadis Riwayat At-Thabrani, Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah – Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.

6. Muka dan leher

Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu. Keterangan : Bersolek (make-up) dan menurut Maqatil sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah.

7. Muka dan Tangan

Asma Binte Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasullulah: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecu ali pergelangan tangan dan wajah saja – Petikan dari Hadis Riwayat Muslim dan Bukhari.

8. Tangan

Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya – Petikan dari Hadis Riwayat At Tabrani dan Baihaqi.

9. Mata

Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya – Petikan dari Surah An Nur Ayat 31.

Sabda Nabi Muhamad SAW, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama sahaja manakala pandangan seterusnya tidak dibenarkan hukumnya haram – Petikan dari Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi.

10. Mulut (suara)

Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik – Petikan dari Surah Al Ahzab Ayat 32.

Sabda SAW, Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi – Petikan dari Hadis Riwayat Ibn Majah.

11. Kemaluan

Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka – Petikan dari Surah An Nur Ayat 31.

Apabila seorang perempuan itu solat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam Syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya – Hadis Riwayat Riwayat Al Bazzar.

Tiada seorang perempuan pun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah – Petikan dari Hadis Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah.

12. Pakaian

Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan terutama yang menjolok mata , maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti – Petikan dari Hadis Riwayat Ahmad, Abu D , An Nasaii dan Ibn Majah.

Petikan dari Surah Al Ahzab Ayat 59. Bermaksud : Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah diken ali . Lantaran itu mereka tidak diganggu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.
Sesungguhnya sebilangan ahli Neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk Syurga dan tidak akan mencium baunya – Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim. Keterangan : Wanita yang berpakaian tipis/jarang, ketat/ membentuk dan berbelah/membuka bahagian-bahagian tertentu.

13. Rambut

Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam Neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya – Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.oh 

Selasa, 29 Mei 2012

Tinjauan Sejarah Sosial-Politik Atas Ungkapan Penutup Pidato By Gus Yahya C. Staquf Pada mulanya, para sesepuh ulama Nahdlatul Ulama mentradisikan ungkapan “wabillaahit taufiiq wal hidaayah” sebagai penutup pidato. Artinya: (semata-mata) dari Allah-lah pertolongan dan petunjuk. Itu ungkapan kerendah-hatian. Pengakuan dari pembicara bahwa ia mampu berpidato semata-mata karena pertolongan Allah, dan kalaupun hadirin tersentuh oleh pidatonya sehingga menjadi manusia yang lebih baik, itu juga semata-mata karena petunjuk Allah. Ungkapan itu kemudian menjadi teramat populer. Semua orang menggunakannya. Seolah pidato tak dianggap sempurna tanpa ditutup dengan ungkapan itu. Orang-orang Muhammadiyah dan priyayi-priyayi abangan tak ketinggalan membiasakannya. Kemudian datanglah masa-masa persaingan sengit antara NU dan Muhammadiyah. Yaitu ketika kaum Wahabi Minang semakin berpengaruh di lingkungan Muhammadiyah, bahkan cenderung mendominasi wacana keagamaan didalamnya. Gagasan-gagasan Wahabi dinisbatkan kepada Muhammadiyah, untuk dihantamkan kepada tradisi-tradisi NU. “Perang wacana” pun berlangsung seru. Masih ditambah lagi dengan persaingan politik sejak NU keluar dari Masyumi. Maka, muncullah gagasan dari Kiyai Ahmad Abdul Hamid rahimahullah, Kendal, untuk merangkai ungkapan baru yang “lebih khas NU”. Beliau menawarkan “Wallaahul Muwaffiq ilaa aqwamith thoriiq”, yang terjemahannya: “Allah-lah Sang Penolong kepada seteguh-teguh tempuhan”. Formula ungkapan ini memang canggih, gabungan antara unsur-unsur makhroj yang lebih sulit bagi lidah awam (qof dan thoo) dan kandungan sejumlah “titik rawan” yang hanya bisa dipahami oleh orang yang mengerti dasar-dasar nahwu-shorof: Faa tasydiid pada “Muwaffiq”; Waawu pendek (tanpa mad) pada “aqwamith”; Mad (bacaan panjang) pada roo, bukan thoo, dari lafadh “thoriiq”. Formula ini diterima secara luas oleh kiyai-kiyai NU dan segera menjadi ciri khas yang membedakan “pembicara santri NU” dari yang bukan. Namun, di kemudian hari terjadi dinamika sosial-politik yang signifikan. Kampanye “pribumisasi Islam” yang gencar digaungkan oleh Kiyai Abdurrahman Wahid sejak 1980-an menangguk hasil luar biasa. Kampanye itu menciptakan dorongan kuat bagi kelompok kultural yang semula secara segregatif mengidentifikasikan diri sebagai “golongan abangan” untuk mendekat kepada “kaum santri”. Dan ketika mereka mulai “menggeser afiliasi”, mereka cenderung memilih identitas yang secara kultural lebih dekat, yaitu identitas NU. Maka datanglah gelombang orang NU baru secara besar-besaran. Hingga 1990-an, yang mapan dalam wacana sosial-politik adalah bahwa warga NU meliputi sekitar 18 % dari populasi Indonesia. Tapi saya memperoleh data hasil survey yang dilakukan oleh sebuah badan rahasia pada 1999 bahwa warga yang peri hidupnya mengadopsi ciri-ciri kultural NU (sholawatan, tahlilan, selamatan, qunut shubuh, taraweh 23 roka’at, dan semacamnya) mencapai tidak kurang dari 63 %. Berdasarkan hasil sesnsus cacah-jiwa tahun itu (l.k. 200 juta), berarti tidak kurang dari 120 juta! Tidak mengherankan dan tidak perlu prihatin jika pada gilirannya corak ke-NU-an menjadi semakin “awam”. Keawaman itu tak pelak lagi tampak pula pada cara mereka melafalkan ungkapan penutup pidato. Makin sering kita dengar “pembicara NU” yang kurang hati-hati sehingga yang keluar dari lisan mereka adalah: “Wallaahul Muwaafiq ilaa aqwaamith thooriq”. Kalau diterjemahkan jadinya: “Allah-lah yang cocok kepada kaum-kaumnya orang yang berjalan”. Saya menduga bahwa pada era 1990-an telah terjadi kesamaan persepsi secara relatif diantara para pemimpin intelektual muslim di Indonesia seperti, Gus Dur, Nurcholish Madjid, Dawam Rahardjo, Syafi’i Ma’arif, Emil Salim, dan lain-lain, tentang strategi gerakan Islam dan pembinaan ummat. Pada saat itu tumbuh i’tikad kuat diantara para pemimpin ummat untuk mencairkan ketegangan dan menggulirkan proses rekonsiliasi diantara faksi-faksi gerakan Islam di Indonesia, khususnya diantara dua ormas terbesar, NU dan Muhammadiyah. Saya termasuk yang memperoleh keuntungan besar dari proses itu karena Gus Dur memuji saya habis-habisan di berbagai forum hanya karena yayasan yang saya bentuk bersama sejumlah aktivis mahasiswa di Yogya (Yayasan Cordova, Yogya) menggelar sebuah panel besar “Dialog NU – Muhammadiyah”. Mencerminkan keinginan rekonsiliasi itu, Gus Dur mengakhiri sebuah ceramah dengan mengulas sejarah ungkapan penutup pidato antara “Wabillaahit taufiiq wal hidaayah” dan “Wallaahul Muwaffiq ilaa aqwamith thoriiq”, kemudian memungkasi ceramahnya sendiri dengan, “Saya pakai ‘Wallaahu a’lam bish showaab’ sajalah! Wassalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh…” Pada gilirannya, “segregasi” antara dua ungkapan penutup pidato itu pun mencair pula. Para pembicara NU –mungkin juga karena kuatir salah melafalkan “Wallaahul Muwaffiq ilaa aqwamith thoriiq”– mulai hilang keseganannya untuk kembali menggunakan “Wabillaahit taufiiq wal hidaayah”. Seorang santri –kebetulan namanya Taufiq, dalam suatu kegiatan latihan berpidato menutup pidatonya dengan: “Wabillaahit Taufiiq wal Hidaayah wal ‘Inaayah wan Ni’mah wal Istiqoomah wal Habiibah was Sriatuuun…” Dia absen semua santri putri yang cantik-cantik.

Sabtu, 26 Mei 2012


Kata-Kata Mutiara Imam Ali Bin Abi Thalib

Awal kebaikan dipandang ringan, tetapi akhirnya dipandang berat. Hampir-hampir saja pada permulaannya dianggap sekadar menuruti khayalan, bukan pikiran; tetapi pada akhirnya dianggap sebagai buah pikiran, bukan khayalan. Oleh karena itu, dikatakan bahwa memelihara pekerjaan lebih berat dari pada memulainya Memulai pekerjaan adalah sunnah, sedangkan memeliharanya adalah wajib Jika engkau ingin mengetahui karakter seseorang, maka ajaklah dia bertukar pikiran dengan mu. Sebab, dengan bertukar pikiran itu, engkau akan mengetahui nilai keadilan dan ketidakadilannya, kebaikan dan keburukannya Duduklah bersama orang-orang bijak, baik mereka itu musuh atau kawan. Sebab, akal bertemu dengan akal Sebaik-baik kehidupan adalah yang tidak menguasaimu dan tidak pula mengalihkan perhatiaanmu (dari mengingat Allah SWT) Tanyailah hati tentang segala perkara karena sesungguhnya ia adalah saksi yang tidak akan menerima suap Kecemburuan seorang wanita adalah kekufuran, sedangkan kecemburuan seorang laki -laki adalah keimanan. Berbicaralah, niscaya kalian akan dikenal karena sesungguhnya seseorang tersembunyi dibawah lidahnya Sesungguhnya hati memiliki keinginan, kepedulian, dan keengganan. Maka, datangilah ia dari arah kesenangan dan kepeduliaannya. Sebab, jika hati itu dipaksakan, ia akan buta Tidak ada kenikmatan di dunia ini yang lebih besar dari pada panjang umur dan badan yang sehatSesungguhnya wanita (sanggup) menyembunyikan cinta selama empat puluh tahun, namun tidak (sangup) menyembunyikan kebenciaan walau hanya sesaat. Tiga hal yang menyelamatkan, yaitu; takut kepada Allah, baik secara diam-diam maupun terang-terangan; hidup sederhana, baik di waktu miskin maupun kaya; dan berlaku adil, baik diwaktu marah maupun ridha Tiga macam orang yang tidak diketahui kecuali dalam tiga situasi ; (satu) tidak diketahui orang pemberani kecuali dalam situasi perang. (Kedua) tidak diketahui orang yang penyabar kecuali ketika sedang marah. (Ketiga) tidak diketahui sebagai teman kecuali ketika (temannya) sedang butuh Barangsiapa yang dalam urusannya berada pada posisi tidak memikirkan akibatnya, maka dia telah menghadapkan dirinya pada musibah yang besar Diantara taufik adalah berhenti ketika ragu Diantara amal kebajikan yang paling utama adalah; berderma di saat susah, bertindak benar ketika sedang marah, dan memberi maaf ketika mampu untuk menghukum Kebajikan adalah apa yang dirimu merasa tenang padanya dan hatimu merasa tentram karenanya. Sedangkan dosa adalah yang jiwamu merasa resah karenanya dan hatimu menjadi bimbang Jika kata keluar dari hati, maka ia akan berpengaruh terhadap hati, dan jika ia keluar dari lidah, maka ia tidak akan mencapai telinga Janganlah engkau merendahkan seseorang karena kejelekan rupanya dan pakaiannya yang usang, karena sesungguhnya Allah ta'ala hanya memandang apa yang ada dalam hati dan membalas segala perbuatan Janganlah engkau teregsa-gesa mencela seseorang karena dosanya. Sebab barangkali dosanya telah diampuni. Dan janganlah kamu merasa aman akan dirimu karena suatu dosa kecil. Sebab, barangkali engkau akan diazab karena dosa kecilmu itu Jauhilah olehmu posisi mengemukakan alasan. Sebab, ada kalanya alasan justru mengatur kesalahan terhadap orang yang berdalih itu, meskipun dia bersih dari dosa itu Barangsiapa yang telah kehilangan keutamaan kejujuran dalam pembicaraannya, maka dia telah kehilangan akhlaknya yang mulia Buruk sangka melayukan hati, mencurigai orang yang terpercaya, menjadikan asing kawan yang ramah, dan merusak kecintaan saudara Janganlah engkau merasa senang dengan banyaknya teman, selama mereka bukan orang yang baik-baik. Sebab, posisi teman seperti api, sedikitnya adalah kenikmatan, sedangkan banyaknya adalah kebinasaam Sebaik-baik teman, jika engkau tidak membutuhkannya, dia akan bertambah dalam kecintaannya kepadamu, dan jika engkau membutuhkannya, dia tidak akan berkurang sedikitpun kecintaannya kepadamu Ada kalanya perang terjadi karena satu kalimat, dan ada kalanya pula cinta tertanam karena pandangan sekilas Perbuatan buruk yang menjadikanmu bersedih karenanya lebih baik di sisi Allah dari pada perbutan baik yang membuatmu bangga Siapa yang memandang dirinya buruk maka dia adalah orang yang baik. Dan siapa yang memandang dirinya baik, dia adalah orang yang buruk.Dicuplikkan dari "Tanyalah Aku Sebelum Kau Kehilangan Aku: Kata-Kata Mutiara 'Ali bin Abi Thalib" 

Pengetahuan yang Baru

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan.
-MARIO TEGUH-
(Bussiness Efectiveness Consultant)

syukur

syukurilah kesulitan .... karena kadang kesulitan mengantar kita pada hasil yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan

Optimism

Optimism is the one tinggi more associated with success and happiness than any other.
-Brian Tracy-

Pribadi Dewasa

Sabar dan ambil sisi positifnya. Karena masalah & cobaan membuat kita tumbuh, tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa.
@ NasihatSahabat

Bersyukur Dari Kegagalan

Suatu hari nanti Anda akan bersyukur untuk beberapa kegagalan yang telah Anda alami. Percayalah

Si Miskin dan Si Kaya

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani daripada orang kaya yang penakut. Karena sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa depan yang akan mereka capai.
-MARIO TEGUH-
(Bussiness Efectiveness Consultant)

Tidak Perlu Mengeluh

Tidak perlu menyalahkan Tuhan dan orang lain untuk hal-hal yang bisa Anda perbaiki. Tidak perlu mengeluh, mulailah tindakan.
- @ BossLuarBiasa-

Fokus

Jangan biarkan hal sepele membuyarkan fokus untuk mencapai hal-hal besar

Belajar dari kesalahan orang lain

Belajar dari kesalahan orang lain memang penting. Tapi belajar dari kesalahan diri sendiri jauh lebih penting.  FB

Interospeksi diri

Kesalahan besar harus diimbangi dengan interospeksi diri yang sangat dalam.

Tanpa Bakatpun Bisa!

Bila Anda belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat.
-MARIO TEGUH-
(Bussiness Efectiveness Consultant)

Jangan Tolak Perubahan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda takut kehilangan yang telah dimiliki, karena dengannya anda merendahkan nilai yang bisa anda capai melalui perubahan itu